Cita-cita. Bukan kata yang asing lagi bagi kita. Dari kecil, TK, SD, SMP, SMA, bahkan sampai sekarang pun aku masih berpikir apa cita-cita ku sesungguhnya dan aku juga sampai sekarang masih belum paham apa sih definisi dari sebuah cita-cita. Okey, aku mau falshback dulu.
Ketika TK, ibu guru selalu bertanya-tanya "Apa cita-cita kalian anak-anak?" Ada yang jawab ingin jadi dokter lah, jadi guru lah, jadi tentara lah, jadi artist lah, dan lain-lain. Tapi aku masih ingat apa cita-cita ku ketika TK=== ingin menjadi KOKI terkenal seperti Sisca Soewitomo. Setiap Sabtu pagi, pasti nggak pernah ketinggalan nonton acara "Aroma" di salah satu tv swasta. *jadi laper..
Nah, ketika SD, cita-cita ku untuk menjadi koki aku urungkan (singkirkan dari benak). Aku bercita-cita ingin menjadi penyanyi. Tapi karena aku adalah orang yang pemalu bin minder, jadinya aku nggak ada nafsu untuk bernyanyi. Lalu kuputuskan untuk menjadi penulis terkenal, entah mau menulis apa, pokoknya menulis. Aku mulai membaca buku yang aneh-aneh sejak kelas 4 SD (kaya'nya). Pokoknya jaman-jaman kelas 4, 5an itu hobby banget baca komik. Biasanya yang kubaca komik Detective Conan, Yu!Gi!Oh, sama majalah komik Nakayoshi (ini semua pengaruh anime), selain itu aku juga hobi banget baca cerita rakyat sama fabel-fabel yang ada di majalah macam Mentari, Bobo. Lalu pertama kenal novel di kelas 5 SD. Waktu itu, aku pinjam novel dari lemari bukunya ibunya temanku, novel itu karangan R.L.Stine seri Fear Street: The Cat. Saking sukanya sama cerita The Cat ini, aku sampai menulis tokoh-tokoh nya, karakterisasinya, plus rangkuman dari isi buku ini (biar nggak lupa ceritanya ketika sudah aku kembalikan). Cita-cita ingin menjadi penulis pun masih bertahan sampai sekarang, yaa meskipun kelas 6 SD, karena udah mulai hobi baca koran (berita olahraga, F1, Sepak Bola, MotoGP, Tenis + selebriti Hollywood), jadinya aku ingin menjadi Jurnalis (Wartawan Tulis), terinspirasi oleh Azrul Ananda (karena sering menyajikan berita F1 dengan apik) + Tommy Tjokro (pembawa berita favorit saya).
Masa SMP, aku lebih labil lagi! Ingin jadi koki, penulis, jurnalis, selain itu aku ingin jadi Duta Besar Indonesia di Amerika. Saat itu, Bahasa Inggrisku lumayan apik lah (tapi sekarang ancur berantakan) + aku kan suka Hollywood gitu yaa, terus gara-gara sering lihat acara Dunia Kita from VOA Indonesia, jadi yaaa.. hehehe interest with American things. Karena di SMP mulai mengenal banyak hal juga, cita-cita ku jadi bertambah banyak: ingin jadi pegawai KPK, Agen Rahasia, Juru Bicara Kepresidenan, pegawai BMKG, pegawai LAPAN, Kriptolog, dan Arkeolog. Yaa, seperti itulah.
Baru ketika SMA, cita-cita yang aneh-aneh itu pun aku kurungkan. Kelas 1 SMA, pertama, karena aku kurang cocok dengan gaya mengajar guru B.Inggris jaman SMA ini, aku jadi nggak srek lagi sama pelajaran bahasa Inggris. Kedua, di SMA ada pelajaran B.Jepang dan aku srek sama Sensei nya + aku alhamdulillah ngeh sama pelajarannya, jadi yaa, seketika itu memoriku aku ubah menjadi Jepang. Belum tertarik dengan budaya maupun dunia hiburan dari Jepang, aku tetap menjalani pelajaran B.Jepang dengan suka hati ^_^
Kelas 2 SMA (kelas Bahasa), aku mendapat pikiran tentang cita-cita baru. Secara, wali kelas ku adalah sensei bahasa Jepang dan beliau sangat menginspirasi aku (saat itu baru pulang dari Jepang), dan saya punya keinginan besar untuk pergi ke Jepang + sudah mulai mengenal selebriti dari Jepang, suka komik, suka apapun tentang Jepang. Oleh karena itu, aku ingin menjadi translator di percetakan atau bekerja di kedutaan besar Jepang atau Konjen Jepang. Jika saja waktu itu kelas Bahasa nggak dibuka oleh sekolah, lalu aku masuk IPS, mungkin aku akan memilih masuk STAN untuk belajar Ilmu Akutansi => jadi Auditor => melamar kerja di KPK XD
dan saya memutuskan untuk kuliah di program studi Sastra Jepang. Ureshiku natte, hontou ni, demo aku sekarang bingung akan tujuanku masuk Sastra Jepang. Aku galau, harus jadi Guru, Interpreter, atau Translator? Aku juga bingung mau ke Sastra atau Linguistik.
Ya Allah, aku bingung..
Cukup sudah curahan hatiku. Sekian.